Dalam Qur’an cinta memiliki 8 pengertian berikut ini penjelasannya:
1. Cinta mawaddah adalah jenis cinta mengebu-gebu, membara dan “nggemesi”. Orang yang memiliki cinta jenis mawaddah, maunya selalu berdua, enggan berpisah dan selalu ingin memuaskan dahaga cintanya. Ia ingin memonopoli cintanya, dan hampir tak bisa berfikir lain.
1. Cinta mawaddah adalah jenis cinta mengebu-gebu, membara dan “nggemesi”. Orang yang memiliki cinta jenis mawaddah, maunya selalu berdua, enggan berpisah dan selalu ingin memuaskan dahaga cintanya. Ia ingin memonopoli cintanya, dan hampir tak bisa berfikir lain.
2. Cinta rahmah adalah jenis cinta yang penuh kasih
sayang, lembut, siap berkorban, dan siap melindungi. Orang yang
memiliki cinta jenis rahmah ini lebih memperhatikan orang yang
dicintainya dibanding terhadap diri sendiri. Baginya yang penting adalah
kebahagiaan sang kekasih meski untuk itu ia harus menderita. Ia sangat
memaklumikekurangan kekasihnya dan selalu memaafkan kesalahan
kekasihnya. Termasuk dalam cinta rahmah adalah cinta antar orang yang
bertalian darah, terutama cinta orang tua terhadap anaknya, dan
sebaliknya. Dari itu maka dalam al Qur’an , kerabat disebut al arham,
dzawi al arham , yakni orang-orang yang memiliki hubungan kasih sayang
secara fitri, yang berasal dari garba kasih sayang ibu, disebut rahim
(dari kata rahmah). Sejak janin seorang anak sudah diliputi oleh suasana
psikologis kasih sayang dalam satu ruang yang disebut rahim.
Selanjutnya diantara orang-orang yang memiliki hubungan darah dianjurkan untuk selalu ber silaturrahim, atau silaturrahmi artinya menyambung tali kasih sayang. Suami isteri yang diikat oleh cinta mawaddah dan rahmah sekaligus biasanya saling setia lahir batin-dunia akhirat.
Selanjutnya diantara orang-orang yang memiliki hubungan darah dianjurkan untuk selalu ber silaturrahim, atau silaturrahmi artinya menyambung tali kasih sayang. Suami isteri yang diikat oleh cinta mawaddah dan rahmah sekaligus biasanya saling setia lahir batin-dunia akhirat.
3. Cinta mail, adalah jenis cinta yang untuk
sementara sangat membara, sehingga menyedot seluruh perhatian hingga
hal-hal lain cenderung kurang diperhatikan. Cinta jenis mail ini dalam
al Qur’an disebut dalam konteks orang poligami dimana ketika sedang
jatuh cinta kepada yang muda (an tamilu kulla al mail),
cenderungmengabaikan kepada yang lama.
4. Cinta syaghaf. Adalah cinta yang sangat
mendalam, alami, orisinil dan memabukkan. Orang yang terserang cinta
jenis syaghaf (qad syaghafaha hubba) bisa seperti orang gila, lupa diri
dan hampir-hampir tak menyadari apa yang dilakukan. Al Qur’an
menggunakan term syaghaf ketika mengkisahkan bagaimana cintanya
Zulaikha, istri pembesar Mesir kepada bujangnya, Yusuf.
5. Cinta ra’fah, yaitu rasa kasih yang dalam hingga
mengalahkan norma-norma kebenaran, misalnya kasihan kepada anak
sehingga tidak tega membangunkannya untuk salat, membelanya meskipun
salah. Al Qur’an menyebut term ini ketika mengingatkan agar janganlah
cinta ra`fah menyebabkan orang tidak menegakkan hukum Allah, dalam hal
ini kasus hukuman bagi pezina (Q/24:2).
6. Cinta shobwah, yaitu cinta buta, cinta yang
mendorong perilaku penyimpang tanpa sanggup mengelak. Al Qur’an menyebut
term ni ketika mengkisahkan bagaimana Nabi Yusuf berdoa agar dipisahkan
dengan Zulaiha yang setiap hari menggodanya (mohon dimasukkan penjara
saja), sebab jika tidak, lama kelamaan Yusuf tergelincir juga dalam
perbuatan bodoh, wa illa tashrif `anni kaidahunna ashbu ilaihinna wa
akun min al jahilin (Q/12:33)
7. Cinta syauq (rindu). Term ini bukan dari al
Qur’an tetapi dari hadis yang menafsirkan al Qur’an. Dalam surat al
`Ankabut ayat 5 dikatakan bahwa barangsiapa rindu berjumpa Allah pasti
waktunya akan tiba. Kalimat kerinduan ini kemudian diungkapkan dalam doa
ma’tsur dari hadis riwayat Ahmad; wa as’aluka ladzzata an nadzori
ilawajhika wa as syauqa ila liqa’ika, aku mohon dapat merasakan
nikmatnya memandang wajah Mu dan nikmatnya kerinduan untuk berjumpa
dengan Mu. Menurut Ibn al Qayyim al Jauzi dalam kitab Raudlat al
Muhibbin wa Nuzhat al Musytaqin, Syauq (rindu) adalah pengembaraan hati
kepada sang kekasih (safar al qalb ila al mahbub), dan kobaran cinta
yang apinya berada di dalam hati sang pecinta, hurqat al mahabbah wa il
tihab naruha fi qalb al muhibbi
8. Cinta kulfah..yakni perasaan cinta yang disertai
kesadaran mendidik kepada hal-hal yang positip meski sulit, seperti
orang tua yang menyuruh anaknya menyapu, membersihkan kamar sendiri,
meski ada pembantu. Jenis cinta ini disebut al Qur’an ketika menyatakan
bahwa Allah tidak membebani seseorang kecuali sesuai dengan
kemampuannya, la yukallifullah nafsan illa wus`aha (Q/2:286)
Sumber : Mubarok institute#Suryaningsih
0 comments:
Post a Comment